FF / Two Heart/ Chapter 1-4/Sad Romance

Title: Two Heart Chapter 1

Length: 1/4

Genre: Romance, Sad Romance, Angst, Marriage Life

Cast: Cho Kyuhyun (SJ), Kim Heera (OC), Han Hyesoo (OC)

Rate: 16+

Author: Riska Indah Damayanti / gymgyu / Han Hyesoo / Kim Heera (ini satu orang haha)

Note: Tadaaaaaaaa!!! Author kembali dengan eksperimen FF longshot kkkk happy reading dan nikmati setiap karya author yang tidak seberapa ini kkk.

 

 

 

–

 

Seseorang berlari keluar dari ruangan terkutuk baginya. Wajahnya yang tengah berurai air mata tertutup setengah oleh telapak tangannya. Ia tak kuat lagi menahan tangisnya. Menahan sesak hatinya yang masuk terlalu jauh dan dalam.

 

Bagaimana tidak? Wanita mana yang rela untuk diduakan? Hal yang tak pernah terlintas dalam pikirannya itu kini terjadi pada dirinya. Bak tragedi di film romantika percintaan dengan ia sebagai pemerannya.

 

“Baiklah. Minggu depan adalah hari pernikahannya” begitulah untaian kalimat yang terus terputar secara otomatis di dalam lukanya.

 

 

—

 

 

“Kumohon.. Jangan pernah pergi dariku. Kumohon” lelaki bertuxedo putih tulang itu menggenggam erat tangan wanitanya. Lelaki bermarga Cho itu memohon pada wanitanya agar tetap bersanding dengannya.

 

“…” lidah wanita itu kelu. Hanya mampu menggigit bibir bawahnya. Membendung air mata yang akan jatuh itu.

 

“Kumohon.. berjanjilah.” Pinta lelaki itu.

 

“A.. Aku.. berjanji..” dengan susah payah akhirnya kata itulah yang terucap. Janji diantara kecamuk hatinya yang tengah bergelombang. Penuh akan rasa dilema tak berujung. Ia tahu ini menyakitkan. Namun, mana yang lebih menyakitkan? Merelakan lelaki itu untuk orang lain, atau tetap bersamanya walau ada ‘penengah’ di antara mereka?

 

 

—

 

 

Bagaikan film usang terindah yang terputar kembali, ia menyaksikan sesuatu yang pernah menjadi kejadian terindah dalam hidupnya. Namun kali ini tak seindah dulu. Bahkan benar benar menjerat hatinya hingga hancur tak berbentuk. Lelaki yang berdiri di sana masihlah lelaki yang dulu. Hanya saja wanita bergaun putih mewah itu berganti.

 

Janji yang terucap kembali di hadapan Tuhan itu benar-benar menghujam dirinya. Mencabik habis segalanya. Janji yang sama untuk kedua kalinya berkumandang. Janji yang dahulu hanya ia pemiliknya, kini bertambah kepemilikan.

 

Ya, Cho Kyuhyun. Lelaki bertuxedo putih tulang itu adalah suaminya. Suaminya yang dulu pernah berjanji seperti ini di hadapan Tuhan. Suaminya. Seseorang yang ia cintai sehidup semati itu harus membagi cintanya.

 

 

 

 

 

—

 

 

 

 

 

Malam panjang menyedihkan hanya bisa ia ratapi. Matanya yang sembab itu tak bosannya mengeluarkan air mata. Tatapannya yang sendu meratapi sisi kosong tempat tidurnya. Tangannya mengelus lembut bagian kosong itu. Membayangkan sosok yang biasa terlelap manis di sisinya.

 

Malam dingin dan mencekam hanya bisa ia rasakan sendiri. Ya, sendiri. Tanpa seseorang yang menenangkannya dan memberi kehangatan cinta untuknya.

 

 

 

—

 

 

 

 

 

Sinar sang surya sudah menari nari, menarik seluruh insan untuk terbangun dan menghadapi hari. Wanita bernama Kim Heera itu sudah terbiasa bangun sebelum sang surya keluar dari tempatnya. Kebiasaannya untuk memasakan makanan untuk suaminya masih dilakoninya walau antara rela tidak rela ia melakukan hal ini setelah apa yang terjadi kemarin.

 

Aroma pembangkit selera memenuhi ruangan itu. Biasanya, lelaki itu akan terbangun dan menghampirinya. Melingkarkan tangan kekarnya di tubuh ramping istrinya. Namun, kali ini? Hanya hayalan.

 

Diliriknya jam putih yang bertengger di dinding. Jarum jam hitam yang berputar dalam lingkarannya itu menunjukan pukul 06.00, sudah seharusnya suaminya itu bersiap-siap untuk pergi bekerja. Dilangkahkan kakinya menuju pintu berwarna putih yang berada tepat di depan pintu kamarnya. Ia menarik nafas dalamnya. Memejamkan matanya yang terasa sudah berlinang. Ia menguatkan dirinya akan hal yang akan membuatnya kembali terjatuh dalam jurang.

 

Kepalan tangannya mengetuk pintu putih itu. Berusaha membangunkan penghuni di dalamnya.

 

“Cho Kyuhyun-ssi. Bangunlah. Waktunya bekerja.” Entah mengapa ia menggunakan bahasa formal pada suaminya sendiri. Tak lama kemudian pintu itu terbuka. Lelaki yang dipanggil itu pun muncul dari balik pintu. Rupanya ia benar-benar baru terbangun dari tidurnya. Dapat terlihat jelas isi kamar itu yang begitu berantakan dengan seseorang yang masih tertidur lelap dalam naungan selimut putih di atas ranjang berwarna senada dengan selimut itu. Ya, ia adalah wanita penghuni baru rumah ini.

 

“Hmm.. Aku sudah bangun.” Ujar Kyuhyun sembari mengecup kilas dahi istrinya yang masih mematung di depan pintu. Heera hanya terpaku, hingga akhirnya ia memalingkan wajahnya dan berjalan menuju dapur.

 

“Mandilah, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu.”

 

 

—

 

 

Heera terduduk di sofa ruang tamu. Tangannya sibuk menggonta-ganti channel televisi. Mencari hiburan tak pasti untuk melupakan segalanya.

 

“Eonni..” panggil seseorang dari arah kamar mandi yang terletak di samping ruang tamu. “Apakah kau punya hair dryer? Bolehkah aku meminjamnya?” lanjutnya.

 

“…” Heera tertegun. Wanita itu menggunakan piyama favorite suaminya yang ia belikan di ulang tahun pernikahan mereka yang pertama. Bagaimana mungkin wanita itu berani memakainya? Hatinya kembali tertusuk duri. Namun, apa boleh buat? Ia juga istri dari seorang Cho Kyuhyun.

 

“Eonni?” sosok itu mendekati Heera dan melambaikan tangannya dihadapan wajah yang tengah terlarut dalam fantasinya. Membangunkan Heera dari lamunannya.

 

“T-tunggu. Aku ambilkan.” Heera bangkit dari posisi duduknya. Langkah gontainya mengantarkan dirinya pada kamarnya. Ia harus terbiasa dengan kehidupan ini. Ia harus terbiasa berbagi dengan wanita itu.

 

Tanpa ia sadari, wanita bernama Hyesoo itu mengekor dibelakangnya. Heera masih terlalu sibuk mencari benda yang dipinta Hyesoo. Hingga akhirnya ia menemukannya dan.. “!” Heera terkejut melihat seorang wanita yang tengah duduk di tempat tidurnya.

 

“Apa yang kau lakukan disini?!” Heera tampak geram.

 

“A-aku.. Aku hanya ingin melihat kamar Eonni.” Jawabnya gugup.

 

“Keluar dari kamarku!” Heera benar benar marah dan mengusir wanita itu. Wanita itu terlalu lancang untuk masuk ke tempat pribadi tanpa seizinnya.

 

“…” Hyesoo tak bergeming. Ia pun hanya bisa mengikuti perintah Heera. Ia keluar dari kamar bercat biru langit itu.

 

Heera mengelus dadanya. Berusaha membuat dirinya tabah. Ini terlalu menyakitkan. Perasaannya tak bisa dibohongi. Ia membenci wanita itu. Ia membenci segala yang ada dalam wanita itu. Ia benci harus berbagi segalanya dengan wanita itu, termasuk cintanya.

 

Namun, cinta pulalah yang membuatnya bertahan walau harus berbagi dengan wanita itu. Cintalah yang membuatnya masih menerima lelakinya walau wanita itu harus ikut campur dalam rumah tangganya.

 

 

 

—

 

 

Malam telah menjemput. Sang surya sudah tertidur di peraduannya. Heera mengurung dirinya seharian di kamar. Ia masih tak ingin melihat wanita itu.

 

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya dan membuka pintunya. Heera menatap tajam pintu kamarnya. Takut-takut wanita itu kembali masuk ke dalam kamarnya dengan lancang. Namun, sosok yang berada di balik pintu itu adalah lelakinya. Sosok itu menghampirinya dan berhenti tepat di depan dirinya yang tengah terduduk di bibir tempat tidur.

 

“Kau kenapa?” Lelaki itu membelai lembut rambut istrinya. Demi Tuhan, ini adalah pertanyaan paling bodoh yang pernah terlontar.

 

“…” Heera masih terdiam dan menunduk. Tak sudi rasanya menatap wajah lelaki dihadapannya walau sesungguhnya ia merindukannya.

 

“Kalau kau punya masalah, ceritakanlah padaku.” Lelaki itu kini menekuk lututnya. Menyetarakan wajahnya dengan wajah Heera.

 

‘Bagaimana aku menceritakan cerita yang kau buat sendiri? Cerita yang sudah kau ketahui jalan ceritanya. Hanya kau tak pernah merasakan yang aku rasakan, Cho Kyuhyun!’ batin Heera menjerit. Ia tak mampu mengutarakannya di hadapan lelaki ini.

 

“Dengar, Heera-ah~” Kyuhyun menarik dagu istrinya lembut. Menghadapkan wajah bermata sembab itu pada wajahnya. “Aku mencintaimu. Kumohon percayalah padaku.”

 

Heera masih menahan pandangannya. Ia tak ingin melihat suaminya saat ini. Air matanya yang menggenang tak pantas ia perlihatkan pada suaminya ini.

 

“Tatap mataku. Aku tetaplah suamimu. Dan kau tetaplah istriku. Jangan mengurung dirimu seperti ini. Karena aku masih bersamamu.” Kyuhyun berusaha menenangkan istrinya. Air mata Heera tak mampu terbendung lagi, sungai kecil sudah mengalir di pipinya. Kyuhyun mendekatkan wajahnya pada wajah istrinya. Bibirnya menempel pada katupan bibir lembut istrinya. Mengecupnya lembut dan penuh cinta. Memberikan kehangatan yang sempat tak ia berikan untuk istrinya.

 

Heera masih menangis. Ia menikmati sentuhan suaminya. Ia akui bahwa ia merindukan kecupan ini. Ia membutuhkan lelaki ini lebih dari siapapun.

 

“Kyuhyun Oppa, Heera Eonni, makanan sudah siap.” Seseorang berteriak di dapur, memaksa bibir mereka yang berpagutan untuk terlepas. Wajah keduanya memerah hangat. Jemari Kyuhyun mengusap pipi Heera, menghapus air matanya.

 

“Sekarang, ayo kita makan bersama. Aku khawatir kau sakit.” Kyuhyun menarik tangan istrinya. Menuntunnya untuk berdiri dan melangkah ke dapur.

 

–

 

Makanan kesukaan Heera tersaji di dapur. Bulgogi dengan beberapa hidangan pelengkapnya. Kyuhyun sengaja membelikan ini semua. Hanya saja yang menyiapkan dan menatanya adalah Hyesoo.

 

“Duduklah.” Kyuhyun menarik bangku cokelat di sisi kanan meja makan. Mempersilahkan Heera untuk duduk berhadapan dengan Hyesoo. Sementara ia selaku kepala keluarga duduk diantara mereka berdua.

 

“Ini untuk Eonni..” Hyesoo menaruh beberapa potong daging panggang pada piring Hyesoo. “Dan yang ini, untuk suamiku..” Hyesoo menyodorkan sumpitnya yang mengapit daging panggang itu di depan mulut Kyuhyun. Kyuhyun melahap daging itu.

 

‘Suamiku?’ Heera tertegun dengan kalimat itu. Masih terlalu asing untuk mendengar wanita lain menyebut sebutan itu pada suaminya. Dengan sesak, ia memasukkan potongan daging itu ke dalam mulutnya walau ia tak selera makan. Ia masih menghargai usaha kedua orang ini untuk menyajikan makanan.

 

“Kau juga harus makan. Jangan hanya menyuapiku saja.” Kyuhyun menyodorkan sumpitnya pada Hyesoo, persis dengan apa yang dilakukan Hyesoo.

 

‘Pemandangan macam apa ini?’ batin Heera. Ia benar benar tak bernafsu. Aroma kesukaannya ini kehilangan fungsinya untuk membangkitkan selera makan. Ia meletakkan sumpitnya. “Aku sudah kenyang. Kalian lanjutkan saja” Heera bangkit, ia melangkah menuju kamarnya. Air mata itu.. terjatuh lagi.

 

 

 

 

—

 

 

Hari ini Heera berusaha melepas penatnya. Badannya terasa lebih baik setelah menjalani terapi di sebuah salon langganannya. Pikirannya sedikit terbuka, ia membelikan makanan untuk suaminya dan wanita itu. Setidaknya sebagai wujud perdamaian di antara mereka.

 

Dibukanya pintu kamarnya yang berwarna putih. Ia masih ingin melepas penatnya dengan beristirahat di kamarnya. Namun, sesuatu membangkitkan emosinya kembali.

 

“Ah, Eonni sudah pulang. Kau cantik sekali disini. Aku suka kamarmu ini.” Wanita yang dibencinya itu tengah menunjuk foto pernikahan Heera dan Kyuhyun yang tengah terpajang di meja kamarnya.

 

“Hyesoo-ssi! Kau terlalu lancang untuk masuk ke kamarku! Ku peringatkan kau untuk tidak pernah menginjakkan kaki disini! Pergi kau!” Heera kembali mengusir Hyesoo. Sudah cukup ia mengambil suaminya. Ia tak ingin tempat penuh kenangan ini terkontaminasi dengan wanita itu juga. Ini sudah lebih dari cukup.

 

“Tapi..”

 

“Keluar!!”

 

“Heera-ah! Ada apa ini?!”

 

Tiba-tiba Kyuhyun masuk. Ia yang tak tahu menahu pun terkejut dengan Heera yang membentak Hyesoo. Sementara Hyesoo langsung berlari, berlindung di belakang lelaki itu.

 

“Bawa dia keluar, Kyuhyun-ssi!”

 

 

TBC

 

Ehem.. RCL kalo masih mau lanjut haha ^^ kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup author (?)